Tinggalkan komentar

Solidaritas Terhadap Rakyat Pekerja di Tunisia !!!


(Tulisan ini merupakan Pernyataan Sikap KP-PRP)

Kejatuhan Zine El Abidine Ben Ali dari tampuk kekuasaan di Tunisia tentunya bisa menjadi pelajaran berharga bagi rakyat pekerja di Indonesia. Kejatuhan Ben Ali dari kursi Presiden Tunisia disebabkan sistem Neoliberalisme yang diterapkan di negara tersebut. Dampak dari penerapan sistem Neoliberalisme, seperti kenaikan harga bahan makanan, pengangguran dan korupsi yang merajalela, menjadi penyebab gagalnya rezim Neoliberal yang dipimpin oleh Ben Ali.

Politik upah murah sebagai salah satu upaya untuk merayu masuknya para pemodal asing ke Tunisia menjadi penyebab merosotnya daya beli rakyat pekerja di Tunisia. Ketiadaan lapangan pekerjaan serta praktek korupsi yang dijalankan oleh elit-elit politik borjuasi di Tunisia juga menjadi penunjang kehancuran ekonomi nasional negara tersebut. Berbagai hal tersebutlah yang akhirnya menyebabkan kemarahan rakyat pekerja di Tunisia hingga menyebabkan kejatuhan Ben Ali dari kekuasaan.

Tunisia yang pernah disanjung-sanjung oleh agen-agen Neoliberalisme di dunia, pada awalnya mengklaim berhasil mengangkat PDB Tunisia dari US$1.206 pada tahun 1986 menjadi US$ 3.786. Hal ini akibat resep yang diberikan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memacu pertumbuhan ekonomi semu di Tunisia. Akibatnya adalah Tunisia semakin bergantung secara ekonomi kepada negara-negara imperialis dan para pemilik modal, dimana sekitar 80% pendapatan nasionalnya diperoleh dari investasi yang dilakukan perusahaan asing.

Klaim rezim Neoliberal Tunisia atas keberhasilan pertumbuhan ekonomi tentu saja tidak dirasakan secara nyata oleh rakyat pekerja disana. Pada kenyataannya, angka pengangguran yang terjadi di Tunisia mencapai 30% dari keseluruhan penduduka. Hal ini tentu saja dianggap sebagai sebuah kebohongan besar dari rezim Neoliberal yang berjalan di Tunisia.

Mirip seperti di Tunisia, rezim Neoliberal di Indonesia kenyataannya memiliki permasalahan yang sama. Praktek Neoliberalisme yang diterapkan di Indonesia kenyataannya juga telah menyengsarakan rakyat. Pertumbuhan ekonomi yang diagung-agungkan oleh rezim Neoliberal selama ini sebenarnya hanyalah sebuah kebohongan besar. Keberhasilan pertumbuhan ekonomi yang dipaparkan oleh rezim Neoliberal jelas tidak sesuai dengan kondisi nyata di rakyat pekerja Indonesia. Rakyat pekerja di Indonesia harus beradaptasi dengan kondisi perekonomian yang semakin mencekik akibat penerapan sistem Neoliberalisme. Utang, mengurangi jatah makanan atau bahkan bunuh diri menjadi pilihan-pilihan yang tersedia untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini.

Penggulingan Ben Ali dari tampuk kekuasaan di Tunisia tentunya dapat dijadikan pelajaran berharga bagi rakyat pekerja di Indonesia. Kepemimpinan di menit-menit akhir Serikat Pekerja Tunisia (UGTT) yang mendorong untuk melakukan pemogokan nasional dalam rangka melumpuhkan aktifitas perekenomian Tunisa, mampu mempercepat kehancuran rezim Ben Ali yang arogan. Dengan kata lain, Rakyat pekerja di Tunisia telah mampu untuk menggusur kediktatoran Ben Ali yang telah berkuasa selama 23 tahun. Walaupun perjuangan rakyat pekerja Tunisia jelas belum selesai. Mereka masih harus memastikan elit-elit politik pendukung Neoliberalisme tidak berada dalam kekuasaan. Tetapi terlepas dari itu, rakyat pekerja di Tunisia mampu menunjukkan bahwa kekuatan massa rakyat pekerja telah bisa memaksa rezim Neoliberal di Tunisia.

Maka dari itu, kami dari Perhimpunan Rakyat Pekerja menyatakan sikap:

(1) Turut bersolidaritas atas perjuangan rakyat pekerja di Tunisia yang mampu menggulingkan kekuasaan Neoliberal, (2)  Rakyat pekerja di Indonesia harus mampu menghimpun kekuatan politik alternatif dari gerakan rakyat untuk menumbangkan rezim Neoliberal dan sistem Neoliberalisme (4) Kapitalisme-Neoliberalisme gagal dalam mensejahterakan rakyat dan hanya dengan SOSIALISME lah maka rakyat akan sejahtera.

Jakarta, 18 Januari 2011

Komite Pusat

Perhimpunan Rakyat Pekerja

(KP-PRP)

Tinggalkan Komentar, Komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. Harap jangan mengirimkan link yang tidak perlu, khususnya link yang mengandung iklan dan spam